18.08 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM

Pengakuan Wiliardi WizarPetinggi Polri Rekayasa Kasus Antasari
Umum 11-11-2009
MedanBisnis – JakartaMantan Kapolres Jakarta Selatan Wiliardi Wizar membuat pengakuan mengejutkan terkait kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Narsrudin Zulkarnaen. Dengan bersumpah ia mengatakan bahwa petinggi Polri merekayasa penyidikan kasus pembunuhan itu yang berujung pada penahanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar.Pengakuan Wiliardi ini ia sampaikan dalam sidang dengan terdakwa Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Selasa (10/11). Majelis hakim dipimpin Herry Swantoro SH.Wiliardi mengaku bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) yang isinya sudah dibuat pihak kepolisian dengan jaminan dirinya tidak akan dipecat dari kepolisian. Terdakwa kasus pembunuhan Nasrudin ini juga menyebutkan sejumlah pejabat tinggi Polri yang terlibat dalam rekayasa kasus tersebut.Ia pun bercerita bahwa pada suatu hari, sekitar pukul 00.30 WIB, ia dijemput dari rumahnya oleh Brigjen (Pol) Irawan Dahlan. Di kantor polisi, para penyidik meminta dia membuat berita acara sesuai dengan kehendaknya.“Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Dijamin besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan ditahan, paling sanksi indisipliner,” kata Williardi mengulang perkataan Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (waktu itu) Irjen Adiatmoko.Karena jaminan itu, apalagi langsung dari pimpinan Polri, lanjut Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah dibuat penyidik. Namun, yang terjadi keesokan harinya dalam berita televisi, Williardi diplot polisi sebagai salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin.“Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak sejahat itu,” kata Williardi dalam pesan singkat kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan.Selanjutnya, dalam sidang itu, penasihat hukum Antasari bertanya, “Siapa pimpinan Anda?” “Pimpinan saya ya Kapolri,” kata Williardi.Setelah protes tersebut, Williardi mengaku ia langsung ditahan. Ia tidak peduli dikatakan penghianat oleh sejawatnya. “Kami memberanikan diri, kami dibilang penghianat, tidak peduli,” kata Williardi.Ia juga menceritakan awal mula dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Williardi diminta tolong oleh pengusaha media Sigid Haryo Wibisono (terdakwa) untuk mencari seorang informan untuk mengikuti orang yang diduga Nasrudin Zulkarnaen.Hal itu terkait keresahan Antasari kepada Sigit yang mengaku mendapat teror dari seseorang yang diduga Nasruddin. Polisi sebelumnya juga sudah membentuktim yang dipimpin Kombes Chaerul Anwar terkait laporan Antasari ke polisi soal masalah teror itu.Menurut Williardi, Sigid mengatakan kepadanya bahwa kalau kerja tim Chaerul lamban. “Ini ada tugas negara (untuk mengikuti orang),” ucap Williardi mengulang kata Sigid.Namun anehnya, sebagaimana juga dipertanyakan oleh majelis hakim, ternyata Williardi tidak menyelidik lebih lanjut terhadap orang yang meneror Antasari. Ia pun tidak tahu kalau amplop yang ia terima dari Sigid ternyata foto Nasrudin.Khusus soal amplop ini, Williardi menerima amplop itu tanpa ada Antasari. Dengan demikian, kesaksiannya bertentangan dengan kesaksian Sigid yang mengatakan bahwa amplop diserahkan oleh Antasari.Selain itu, Williardi pun juga tidak menanyakan soal tim Chaerul. Jadi, kapan diketahui kalau orang itu adalah Nasrudin? “Tahunya setelah kami ditangkap,” ucap Williardi.Kemudian, ia melanjutkan bahwa Williardi ternyata tetap keukeuh tidak tahu orang yang akan menjadi target sekalipun ia sudah mendapatkan informan dan mendapatkan uang Rp 500 juta dari Sigid sebagai biaya operasional.Untuk mendapatkan informan sebagaimana permintaan Sigid, Williardi minta bantuan Jerry Hermawan Lo, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini. Selanjutnya, Jerry mempertemukan Williardi dengan Edo sebagai orang yang siap menjadi informan. “Uang itu kami berikan pada Edo semuanya,” tutur Williardi.Saat Herri mempertanyakan mengenai kelogisan cerita, Williardi setengah berteriak, “Demi Allah, kalau saya bohong, saya mati bersama anak-anak saya,” tukasnya.Dalam kasus ini, Williardi Wizar, Antasari Azhar, dan Sigid Haryo Wibisono didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Mereka diancam hukuman mati.Pengakuan Wiliardi soal adanya rekayasa kasus Antasari itu dibenarkan istrinya Nova Wiliadi. Ia mengaku mengetahui adanya rekayasa petinggi Polri untuk menahan Antasari. Nova pun mendesak suaminya agar membongkar kejadian sebenarnya.“Saya sendiri tahu dan dengar juga soal rekayasa itu. Saya bilang Pak jangan. Kasih tahu saja yang sebenarnya apa yang bapak tahu. Suami saya dicuci otak,” kata Nova usai sidang Antasari.Namun Nova tidak sepenuhnya mengetahui siapa petinggi Polri yang merekayasa penahanan Antasari tersebut. “Saya nggak tahu. Saya tahu karena saya ada di situ (saat Wiliardi dibawa ke ruang Wakabareskrim). Bapak nggak minta pengacara karena polisi buru-buru,” ujarnya.Nova mengatakan, kalau suaminya memang diiming-imingi tidak dipecat agar ikut dalam rekayasa tersebut. “Pokoknya kamu nggak diapa-apain. Nggak dipecat,” tegas Nova menirukan ucapan salah seorang petinggi Polri.Atas pengakuan Wiliardi itu, Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan akan dihadirkan dalam sidang. Menurut JPU Cirus Sinaga, kesaksian Wiliardi yang menyebutkan ada rekayasa kasus Antasari tidak bisa berdiri sendiri. Ia siap membuktikan dakwaan Antasari terlibat pembunuhan Nasrudin benar adanya.“Kita akan hadirkan (Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan) untuk mengkroscek kebenaran dan kebohongan keterangan Wiliardi,” kata Cirus.MenangisMendengar kesaksian Wiliardi bahwa penahananya dikondisikan, Antasari langsung menitikkan air mata. Antasari juga langsung mengarahkan kepalanya ke atas dan meminta tisu untuk mengelap sendiri mata dan dahinya.“Allahu Akbar,” teriak Antasari sambil mengangkat tangan kanannya.Antasari meminta pernyataan Wiliardi itu sebagai fakta persidangan dan menjadi bahan pertimbangan hakim. “Keterangan tadi jelas saya dizalimi. Itu fakta sidang, perlu dicatat,” ujarnya sambil menghisap sebatang rokok di sela-sela persidangan.Ia menilai, pernyataan Wiliardi merupakan tuntutan nuraninya. Publik diminta untuk menilai fakta persidangan itu.“Saya kaget sedemikian kesaksian tadi. Itu tuntutan nurani untuk bicara yang sebenarnya. Dari awal saya sudah katakan saya tidak ingin ramai-ramai, biarkanlah mengikuti proses hukum ini dengan elegan. Ini fakta persidangan, biarkan publik yang menilai,” ujarnya

0 komentar:

Posting Komentar