SEPAKBOLA

19.03 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM



Liga IndonesiaIsnan Ali Pulih Dari CederaLaga Perdana, SFC Yakin Pecundangi PSM ( Sabtu, 10/10/2009 07:19 )
Sriwijaya FC tidak akan tampil seadanya meskipun bakal bertandang ke kandang lawan dalam pertandingan perdana Liga Super Indonesia 2009. Bermain di Stadion Mattoanging Makassar yang merupakan kandang PSM Makassar, Minggu (11/10) besok, Laskar Wong Kito

MUSIC 'blink 182 all the small things"

18.46 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM

BLING 182All the Small Things lyrics




All the, small things True care, truth brings I'll take, one lift Your ride, best tripAlways, I know You'll be at my show Watching, waiting, commiseratingSay it ain't so, I will not go, turn the lights off, carry me home Na, Na.......Late night, come home Work sucks, I know She left me roses by the stairs Surprises let me know she caresSay it ain't so, I will not go, turn the lights off, carry me home Na, Na......Say it ain't so, I will not go, turn the lights off, carry me home Keep your head still I'll be your thrill, the night will go on, my little redmill Say it ain't so, I will not go, turn the lights off, carry me home Keep your head still, I'll be your thrill, the night will go on, the night will go on, my little redmill

Djarum Kudus Juara UMUM

18.21 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM


Catatan Djarum Sirnas Bulutangkis Sulawesi, Maluku, Papua 2009Djarum Kudus Juara Umum
Klub Djarum berhasil keluar sebagai juara umum dan merebut Piala Gubernur Sulsel pada kejuaraan bulutangkis Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Bulutangkis Sulawesi, Maluku, Papua 2009 yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 14 November 2009 di GOR Sungguminasa Gowa, Sulawesi Selatan.
Bulutangkis.com - Klub Djarum berhasil keluar sebagai juara umum dan merebut Piala Gubernur Sulsel pada kejuaraan bulutangkis Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Bulutangkis Sulawesi, Maluku, Papua 2009 yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 14 November 2009 di GOR Sungguminasa Gowa, Sulawesi Selatan. Perolehan gelar juara yang dicapai klub Djarum kali ini memperbaiki pencapaian saat Djarum Sirkuit Nasional Bulutangkis Piala Gubsu 2009 pada bulan Okotber 2009 lalu di Medan. Klub Djarum hanya meraih dua gelar juara melalui Ryan Fajar Satrio di nomor Tunggal Remaja Putra dan Edi Subaktiar/ Felix Kinalsal di nomor Ganda Remaja Putra. Dua gelar yang diraih klub Djarum pada Djarum Sirkuit Nasional Bulutangkis Piala Gubsu 2009 di Medan membuat posisi sebagai runner-up. Gelar juara umum diraih Klub Jaya Raya yang meraih tujuh gelar juara. Sementara pada Djarum Sirnas Bulutangkis Sulawesi, Maluku, Papua 2009 klub Jaya Raya sebagai Runner-up dengan meraih empat gelar juara. Klub Djarum meraih gelar juara umum pada sirnas kali ini setelah meraih enam gelar juara, satu diantaranya diraih pada nomor Ganda Dewasa Putra melalui Rendra Wijaya yang berpasangan dengan Tri Kusharyanto (PB Jaya Raya Suryanaga). Lima nomor lainnya yang diraih Klub Djarum melalui Tunggal Dewasa Putri Febby Agguni, Ganda Remaja Putra Edi Subaktiar/ Felix Kinalsal, Ganda Dewasa Campuran Rendra Wijaya/ Maria Elfira Christina, Ganda Taruna Putri Deariska Putri Medita/ Gloria Emanuelle Widjaja dan Tunggal Dewasa Putra Andreas Adityawarman. Sesungguhnya Klub Djarum pada sirnas kali ini memberi target bagi atlit-atlit untuk meraih tujuh gelar juara. Seperti yang disampaikan Puri Setyo Indra salah seoseorang pelatih Klub Djarum kepada kami melalui satu pesan pendek bahwa target juara akan diraih melalui nomor-nomor Tunggal Remaja Putra, Tunggal Taruna Putra, Tunggal Dewasa Putra, Ganda Remaja Putra, Ganda Taruna Campuran, Ganda Taruna Putra dan Ganda Dewasa Putra. ‘’Kami harus realistis dengan target kami,’’ demikian Mas Puri menyampaikan. Empat target gelar juara gagal diraih melalui nomor-nomor Tunggal Remaja Putra, Ganda Taruna Campuran, Tunggal Taruna Putra dan Ganda Taruna Putra. Ryan Fajar Satrio di nomor Tunggal Remaja Putra gagal mempertahan gelar juara yang diraihnya di Sirnas Medan. Kali ini Ryan gagal di final saat berhadapan dengan pebulutangkis Tangka Alfamart Ari Januari 16-21, 21-15, 7-21. Pada nomor Ganda Taruna Campuran pasangan Jones Ralfy Jansen/ Nurbeta Kwanrico harus mengakui keunggulan pasangan dari klub Mutiara Ricky Karanda Suwardi/ Ayu Pratiwi (Mutiara) 15-21, 18-21. Pada nomor Tunggal Taruna Putra dua pebulutangkis Djarum hanya sampai pada babak semi final lewat Riyanto Subagja dan Arief Gifar Ramadhan. Riyanto Subagja yang merupakan unggulan satu gagal melangkah ke babak final saat berhadapan dengan pebulutangkis PB Aufa Tunggul M unggulan (5/8) 18-21, 21-17, 19-21. Sementara Arief Gifar Ramadhan unggulan dua kandas di tangan pebulutangkis Jaya Raya Subhan Hasan unggulan (3/4) 17-21, 20-22. Satu target Klub Djarum yang lolos diraih melalui nomor Ganda Taruna Putra yang hanya sampai di babak semi final diraih Jones Ralfy Jansen/ Dandi Prabudita. Jones/ Dandi yang menjadi unggulan (5/8) harus mengakui keunggulan pasangan Klub Mutiara Budi Hartono/ Ricky Karanda Suardi yang merupakan unggulan (1) 12- 21, 23-25. Catatan terbaik Klub Djarum pada sirnas kali ini diraih melalui nomor Tunggal Dewasa Putri yang menempatkan seluruh pebulutangkisnya pada babak semi final melalui Febby Angguni, Ana Rovita, Rosaria Yusfin Pungkasari dan Maria Elfira Christina. Maria Elfira Christina yang merupakan unggulan (2) hanya sampai pada babak semi final, takluk saat melawan rekannya Febbi Angguni yang merupakan unggulan (3/4) 17-21, 13-21, membuat catatan prestasi lumayan. Perjalanan Maria Elfira Christina hingga babak semi final dengan menyingkirkan dua wakil dari pelatnas. Pada babak kedus Maria Christina menyingkirkan Hera Desi Ana Rachmawati yang merupakan juara pada Sirnas Medan dengan skor 21-19, 21-16. Di babak ketiga Maria Elfira menyingkirkan Bellaetrix Manuputty unggulan (5/8) 18-21, 21-12, 21-19. Walau target Klub Djarum untuk meraih tujuh gelar juara tidak terpenuhi namun dengan merebut lima gelar juara kali ini memperlihatkan adanya perbaikan prestasi dibandingkan dengah perolehan dua gelar juara saat Djarum Sirkuit Nasional Bulutangkis Piala Gubernur Sumatera Utara 2009 pada bulan Oktober lalu di Medan. Dengan hasil ini klub Djarum masih merupakan salah satu klub bulutangkis terkemuka di Indonesia yang berhasil melakukan pembinaan atlit-atlitnya untuk bersaing di kancah bulutangkis nasional untuk meraih prestasi bulutangkis dunia. (fk) Hasil lengkap pertandingan Babak Final : Tunggal Pemula Putri : Iya Ersalita (Jaya Raya) vs Russely Hartawan (Jaya Raya) 25-23, 18-21, 21-19. Tunggal Pemula Putra : Eska Riffan Jaya (Trinox) vs Hasrul (Palopo) 21-16, 21-17. Tunggal Remaja Putri : Anggia Shitta Awanda (Jaya Raya) vs Amelia Sonya Kartika (Pusdiklat DKI) 21-13, 21-16. Tunggal Remaja Putra : Ari Januari (Tangkas) vs Ryan Fajar Satrio (Djarum) 21-16, 15-21, 21-7. Ganda Remaja Putri : Ni Ketut Mahadewi / Ila Alvionitasari (Jaya Raya Suryanaga) vs Anggia Shitta A/ Shella Devi (Jaya Raya) 24-22, 22-20. Ganda Remaja Putra : Felix Kinalsal/Edi Subaktiar (Djarum) vs Andrio Salmonco/ Alfian Eko (Pusdiklat DKI) 21-18, 21-10. Ganda Campuran Remaja : Hafidz Faizal / Shella Devi Aulia (Jaya Raya) vs Ayouda Lutfi Amroyni/ Ni Ketut Mahadewi (Jaya Raya Suryanaga) 19-21, 21-15, 21-14. Tunggal Taruna Putri : Elizabet Purwaningtias (SGS) vs Hanna Ramadhini (Mutiara) 21-18, 22-20. Tunggal Taruna Putra : Subhan Hasan (Jaya Raya) vs Tunggul M (Aufa) 21-14, 21-11. Ganda Taruna Putri : Deariska Putri Medita /Gloria Emanuelle Widjaja (Djarum) vs Evy Oktaviani/ Dian Fitriani (Jaya Raya) 15-21, 21-13, 21-16. Ganda Taruna Putra : Budi Hartono /Ricky Karanda Suardi (Mutiara) vs Agrippina P /Subhan Hasan (Jaya Raya) 21-17, 21-13. Ganda Campuran Taruna : Ricky Karanda Suwardi/ Ayu Pratiwi (Mutiara) vs Jones Ralfy Jansen/ Nurbeta Kwanrico (Djarum) 21-15, 21-18. Tunggal Dewasa Putri : Febby Agguni (Djarum) vs Ana Rovita (Djarum) 22-20, 21-12. Tunggal Dewasa Putra : Andreas Adityawarman (Djarum) vs Evert Sukamta (Tangkas) 21-12, 15-21, 21-17. Ganda Dewasa Putri : Devi Tika /Nadya Melati (SGS/Jaya Raya) vs Gebby Ristiyani Imawah/ Tiara Rosali Nuraidah (Pelatnas) 24-22, 19-21, 21-9. Ganda Dewasa Putra : Rendra Wijaya/Trikus Hariyanto (Djarum/Pajak) vs Komang Sandy/Ricky Widianto (Hiqua Wima) 21-18, 22-20. Ganda Campuran Dewasa : Rendra Wijaya/ Maria Elfira Christina (Djarum) vs Yusuf Ahmad Lidyawati (Dian Puspa) 19-21, 21-12, 21-17.

Isu Cicak Vs Buaya, Kabareskrim Mengaku Tak Menuding Siapa pun

18.26 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM


Isu Cicak Vs Buaya, Kabareskrim Mengaku Tak Menuding Siapa punDidit Tri Kertapati - detikNews

-->Jakarta - Pernyataan Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duaji soal 'Cicak kok melawan buaya' mengundang kontroversi. Banyak pihak yang mengasumsikan pernyataan ini bahwa KPK sebagai cicak dan buaya adalah Polri. Tapi tegas-tegas Susno membantahnya."Itu siapa lawan siapa. Saya katakan saya tidak pernah nyebut orang, itu siapa lawan siapa," kata Susno di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Kamis (9/7/2009).Seperti ditulis Majalah Tempo edisi terbaru 6-12 Juli, dalam rubrik wawancara Susno menjawab pertanyaan soal pihak-pihak yang berprasangka negatif pada dia, dalam konteks isu penyadapan yang tengah hangat."...Jika dibandingkan, ibaratnya, di sini buaya di situ cicak. Cicak kok melawan buaya. Apakah buaya marah? Enggak, cuma menyesal. Cicaknya masih bodoh saja. Kita itu yang memintarkan, tapi kok sekian tahun nggak pinter-pinter. Dikasih kekuasaan kok malah mencari sesuatu yang nggak akan dapat apa-apa," ujar Susno seperti dikutip dari Majalah Tempo.Bisakah Anda jabarkan soal isu cicak dan buaya itu? "Tidak ada jabar-jabaran. Saya hanya bilang begitu, saya hanya bilang begitu. Saya tidak menyebut lawannya siapa," ujar mantan Kapolda Jabar yang ramah kepada wartawan ini.Dia kembali menegaskan bahwa ucapannya itu jelas-jelas tidak menunjuk suatu lembaga. "Enggak ada, terserah Anda menyebutnya siapa. Kalau Anda menyebut buayanya siapa, cicaknya siapa tanya saja sama yang menyebut. Saya tidak menyebut," tutupnya.(ndr/asy)

SBY Minta JA & Kapolri Taati Rekomendasi Tim 8

18.21 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM


SBY Minta JA & Kapolri Taati Rekomendasi Tim 8
Selasa, 10 November 2009 - 00:22 wib
TEXT SIZE :
addthis_pub = 'okezone';
addthis_logo = 'http://news.okezone.com/image/header/o.png';
addthis_logo_background = 'EFEF99';
addthis_logo_color = '666699';
addthis_brand = 'www.okezone.com';
addthis_options = 'facebook, email, delicious, favorites, digg, google, myspace, live, more';



Amirul Hasan - Okezone

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendrso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji untuk menindaklanjuti rekomedasi tim independen pencari fakta kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah (Tim 8). "Tindak lanjut report tersebut, Presiden memanggil Kapolri dan Jaksa Agung. Kepada kedua pejabat tersebut, Presiden menyampaikan substansi dan kesimpulan dari surat yang disampaikan tim 8. Kemudian Presiden menyampaikan surat untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan," ujar Menko Polhukam Djoko Suyanto usai mendampingi Presiden menggelar pertemuan dengan Kapolri dan Jaksa Agung di Istana Negara, Senin (9/11/2009).Substansi itu, kata Djoko, adalah bukti yang dimiliki penyidik dinilai Tim 8 belum cukup dan masih adanya missing link pada aliran dana dari Anggodo Widjojo, adik buronan KPK Anggoro Widjojo, kepada KPK. Karena itu, lanjut Djoko, Presiden meminta Jaksa Agung dan Kapolri untuk merespon penilaian itu, karena presiden tidak mempunyai hak untuk intervensi."Pasalnya Presiden tidak memiliki keewenangan untuk menghentikan proses hukum. Mereka (Jaksa Agung dan Kapolri) masih mempelajari esensi itu," kata Djoko. Kendati demikian, Djoko mengaku tidak tahu apakah Polri dan Kejaksaan akan sesegera mungkin melaksanakan hal itu atau ada pertimbangan lain. Sementara itu, Kapolri dan Jaksa Agung enggan berkomentar mengenai hal itu.(ded)
innity_pub = "8cb22bdd0b7ba1ab13d742e22eed8da2";
innity_cat = "NEWS";
innity_zone = "4584";
innity_width = "**";
innity_height = "**";
innity_country = "ID";

Antasari: Tuhan tidak Tidur

18.20 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM


JAKARTA, SRIPO — Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar tak kuasa mengendalikan emosinya saat mendengar kesaksian mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Williardi Wizard, Selasa (10/11). Ia terharu kemudian menangis dan berkali-kali mengusap air mata setelah Williardi seakan membelanya dengan kesaksian yang menyebut ada rekayasa pimpinan Polri dalam kasus ini.
Antazari pagi itu mendapat sanjungan dari majelis hakim karena setiap kali persidangan selalu memakai baju batik. dua kali bertakbir di depan hadirin yang menyaksikan sidang keenamnya seusai mendengar kesaksian yang mengatakan BAP yang dibuatnya direkayasa dan atas suruhan pimpinannya.
Sejalan dengan kesaksian itu, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak kuat menahan keharuan dan langsung menangis yang kemudian ditenangkan kuasa hukumnya. Antasari tampak beberapa kali mengusap air matanya dengan tisu. Ia sampai tertunduk-tunduk. Ia pun menghalau kesesakan dengan minum air mineral. Bahkan penasihat hukumnya, Junniver Girsang pun ikut mengelap airmatanya kemudian berdiri mengelus punggung Antasari.
Lantaran suasana persidangan tidak mendukung, majelis hakim yang diketuai Herri Swantoro lantas menskor sidang. Antasari pun langsung menuju ke depan sidang.
“Allahu Akbar. Allahu Akbar,” pekik Antasari bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya.
Antasari pun kembali ke tempatnya di dibawa ke luar ruangan untuk ditenangkan. Sementara saksi Williardi kembali ke tahanan sementara. Antasari sempat merokok guna menenangkan diri. Suami Ida Laksmiwati ini lantas mengklarifikasi, dia tidak pernah berencana membunuh Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
“Saya ditahan enam bulan saya tegar, Tuhan tidak tidur. Begitu cara orang menzolimi saya. Kebenaran mulai terungkap,” kata Antasari yang kaget mendengar kesaksian Williardi.
Dalam kesaksiannya, mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wiliardi Wizarddd lagi-lagi membeberkan rekayasa berita acara pemeriksaan (BAP) dirinya dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB). Kali ini, rekayasa yang membuat mantan Ketua KPK Antasari Azhar duduk sebagai terdakwa itu diungkapkan Willi dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta.
Willi pun merasa bersalah kepada Antasari karena telah membuatnya jadi terdakwa dalam persidangan tersebut. Karena itu dia mencabut lima BAP yang ada dalam berkas perkara yang juga mendudukkannya sebagai terdakwa dalam kasus yang sama. “Bersalah sama terdakwa, iya Pak. Makanya kami cabut,” ungkap Willi dalam sidang di PN Jaksel, Selasa (10/11).
Saksi Mahkota Wiliardi hadir dalam sidang di Pengadilan Negeri Jaksel selaku saksi mahkota dalam sidang dengan terdakwa Antasari. Pada kasus yang sama, Willi juga berstatus tersangka. Dengan lugas dia menyatakan bersedia memberikan kesaksian. Dia pun langsung disumpah sesuai agama Islam sebelum memulai kesaksiannya. Di persidangan, hadir pula istri Willi, Novarina dan tim kuasa hukumnya.
“Sebelum memulai pemeriksaan, kami menyatakan bahwa kami hanya berpegang pada BAP pada tanggal 29 April dan yang kami berikan di persidangan ini. Selebihnya itu tidak ada,” ujar Willi memulai kesaksiannya.
Ketua Majelis Hakim Herri Swantoro mempertegas BAP yang dimaksudkan Willi. Sebab dari lima BAP yang ada dalam berkas perkara, tidak ada BAP yang diambil pada tanggal yang disebutkan. Willi pun tidak tahu kenapa BAP tanggal 29 April itu tidak ada dalam berkas perkara. Dia hanya menegaskan BAP itu adalah BAP pertama dan merupakan keterangan yang sebenarnya.
BAP Diatur Atasan.
Sikap Willi yang mencabut lima BAP dalam berkas perkara langsung diprotes tim Jaksa Penuntut Umum (JPU). Pasalnya di semua BAP tersebut, Willi menyatakan sehat jasmani dan rohani. Willi juga membubuhkan tandatangannya.
“Saya tanyakan lagi kenapa ada pencabutan ini, dijawab lagi pusing, pening tapi di awal pemeriksaan saksi mengaku sehat jasmani dan rohani. Bagaimana ini?” ujar Cirus Sinaga, Ketua Tim JPU di persidangan, Selasa (10/11).
Menanggapinya, Willi meminta izin Majelis Hakim untuk menceritakan perihal yang melatarbelakangi banyak terjadi perubahan BAP serta sikapnya di persidangan. Willi menyatakan lima BAP tersebut merupakan rekayasa yang bertujuan menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar.
Rekayasa itu, lanjut WW, dibuat atas perintah pimpinan Polri.
“Saat itu, pada jam 00.00 WIB kami diperiksa, didatangi Direktur Reserse Polda Metro. Bahwa sesuai perintah atasan, kita bikin saja langkah begini. Ini demi Allah saya bersumpah. Sasaran kita cuma Antasari,” kata Willi menyebut rekayasa pimpinan Polri yang ingin menyeret Antasari dalam kasus pembunuhan Nazrudin.
“Demi Allah saya bersumpah sekarang, matinya lampu ini matinya saya,” tegasnya.
Jadi, kata Willi, waktu itu situasi dikondisikan agar keterangan dia di BAP disamakan dengan BAP terdakwa lain, yaitu Sigid Haryo Wibisono (SHW). Karena penyamaan tersebut adalah atas perintah pimpinan Polri, Willi pun mematuhinya.
“Waktu itu diperlihatkan BAP Sigid, dibacakan kepada saya. Kalau itu perintah pimpinan, kami bilang samakan saja. Bikin saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Tanpa dibaca lagi, bismillahirrahman nirrohim, (BAP) kami teken,” tutur Willi. (Persda Network/mun/sj3)

Antasari: Tuhan tidak Tidur

18.13 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM


18.10 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM

Komisi III Akan Minta Kasus Bibit dan Chandra Ditutup
Hukum & Kriminal / Senin, 9 November 2009 13:02 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Komisi III DPR mendukung rekomendasi Tim Pencari Fakta (TPF) independen kasus dugaan kriminalisasi terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). DPR juga akan meminta Kejaksaan menutup kasus dua pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Hal itu diutarakan Ketua Komisi III Benny K. Harman, saat jeda rapat dengar pendapat dengan kejaksaan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (9/10).Menurut Benny, pihaknya mendukung rekomendasi TPF, karena bukti kasus Bibit-Chandra tidak kuat. "Kita mendukung rekomedasi TPF, tapi kita juga akan menghormati keputusan Presiden atas TPF," ujarnya. Sama halnya dengan Komisi III, Kejaksaan Agung juga akan mendukung rekomendasi TPF. "Ya kami mendukung TPF, karena TPF dibentuk oleh Presiden," kata Kepala Jaksa Agung Hendarman Supandji.(Andhini)

18.09 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM

Pengakuan Wiliardi WizarPetinggi Polri Rekayasa Kasus Antasari
Umum 11-11-2009
MedanBisnis – JakartaMantan Kapolres Jakarta Selatan Wiliardi Wizar membuat pengakuan mengejutkan terkait kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Narsrudin Zulkarnaen. Dengan bersumpah ia mengatakan bahwa petinggi Polri merekayasa penyidikan kasus pembunuhan itu yang berujung pada penahanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar.Pengakuan Wiliardi ini ia sampaikan dalam sidang dengan terdakwa Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Selasa (10/11). Majelis hakim dipimpin Herry Swantoro SH.Wiliardi mengaku bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) yang isinya sudah dibuat pihak kepolisian dengan jaminan dirinya tidak akan dipecat dari kepolisian. Terdakwa kasus pembunuhan Nasrudin ini juga menyebutkan sejumlah pejabat tinggi Polri yang terlibat dalam rekayasa kasus tersebut.Ia pun bercerita bahwa pada suatu hari, sekitar pukul 00.30 WIB, ia dijemput dari rumahnya oleh Brigjen (Pol) Irawan Dahlan. Di kantor polisi, para penyidik meminta dia membuat berita acara sesuai dengan kehendaknya.“Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Dijamin besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan ditahan, paling sanksi indisipliner,” kata Williardi mengulang perkataan Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (waktu itu) Irjen Adiatmoko.Karena jaminan itu, apalagi langsung dari pimpinan Polri, lanjut Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah dibuat penyidik. Namun, yang terjadi keesokan harinya dalam berita televisi, Williardi diplot polisi sebagai salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin.“Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak sejahat itu,” kata Williardi dalam pesan singkat kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan.Selanjutnya, dalam sidang itu, penasihat hukum Antasari bertanya, “Siapa pimpinan Anda?” “Pimpinan saya ya Kapolri,” kata Williardi.Setelah protes tersebut, Williardi mengaku ia langsung ditahan. Ia tidak peduli dikatakan penghianat oleh sejawatnya. “Kami memberanikan diri, kami dibilang penghianat, tidak peduli,” kata Williardi.Ia juga menceritakan awal mula dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Williardi diminta tolong oleh pengusaha media Sigid Haryo Wibisono (terdakwa) untuk mencari seorang informan untuk mengikuti orang yang diduga Nasrudin Zulkarnaen.Hal itu terkait keresahan Antasari kepada Sigit yang mengaku mendapat teror dari seseorang yang diduga Nasruddin. Polisi sebelumnya juga sudah membentuktim yang dipimpin Kombes Chaerul Anwar terkait laporan Antasari ke polisi soal masalah teror itu.Menurut Williardi, Sigid mengatakan kepadanya bahwa kalau kerja tim Chaerul lamban. “Ini ada tugas negara (untuk mengikuti orang),” ucap Williardi mengulang kata Sigid.Namun anehnya, sebagaimana juga dipertanyakan oleh majelis hakim, ternyata Williardi tidak menyelidik lebih lanjut terhadap orang yang meneror Antasari. Ia pun tidak tahu kalau amplop yang ia terima dari Sigid ternyata foto Nasrudin.Khusus soal amplop ini, Williardi menerima amplop itu tanpa ada Antasari. Dengan demikian, kesaksiannya bertentangan dengan kesaksian Sigid yang mengatakan bahwa amplop diserahkan oleh Antasari.Selain itu, Williardi pun juga tidak menanyakan soal tim Chaerul. Jadi, kapan diketahui kalau orang itu adalah Nasrudin? “Tahunya setelah kami ditangkap,” ucap Williardi.Kemudian, ia melanjutkan bahwa Williardi ternyata tetap keukeuh tidak tahu orang yang akan menjadi target sekalipun ia sudah mendapatkan informan dan mendapatkan uang Rp 500 juta dari Sigid sebagai biaya operasional.Untuk mendapatkan informan sebagaimana permintaan Sigid, Williardi minta bantuan Jerry Hermawan Lo, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini. Selanjutnya, Jerry mempertemukan Williardi dengan Edo sebagai orang yang siap menjadi informan. “Uang itu kami berikan pada Edo semuanya,” tutur Williardi.Saat Herri mempertanyakan mengenai kelogisan cerita, Williardi setengah berteriak, “Demi Allah, kalau saya bohong, saya mati bersama anak-anak saya,” tukasnya.Dalam kasus ini, Williardi Wizar, Antasari Azhar, dan Sigid Haryo Wibisono didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Mereka diancam hukuman mati.Pengakuan Wiliardi soal adanya rekayasa kasus Antasari itu dibenarkan istrinya Nova Wiliadi. Ia mengaku mengetahui adanya rekayasa petinggi Polri untuk menahan Antasari. Nova pun mendesak suaminya agar membongkar kejadian sebenarnya.“Saya sendiri tahu dan dengar juga soal rekayasa itu. Saya bilang Pak jangan. Kasih tahu saja yang sebenarnya apa yang bapak tahu. Suami saya dicuci otak,” kata Nova usai sidang Antasari.Namun Nova tidak sepenuhnya mengetahui siapa petinggi Polri yang merekayasa penahanan Antasari tersebut. “Saya nggak tahu. Saya tahu karena saya ada di situ (saat Wiliardi dibawa ke ruang Wakabareskrim). Bapak nggak minta pengacara karena polisi buru-buru,” ujarnya.Nova mengatakan, kalau suaminya memang diiming-imingi tidak dipecat agar ikut dalam rekayasa tersebut. “Pokoknya kamu nggak diapa-apain. Nggak dipecat,” tegas Nova menirukan ucapan salah seorang petinggi Polri.Atas pengakuan Wiliardi itu, Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan akan dihadirkan dalam sidang. Menurut JPU Cirus Sinaga, kesaksian Wiliardi yang menyebutkan ada rekayasa kasus Antasari tidak bisa berdiri sendiri. Ia siap membuktikan dakwaan Antasari terlibat pembunuhan Nasrudin benar adanya.“Kita akan hadirkan (Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan) untuk mengkroscek kebenaran dan kebohongan keterangan Wiliardi,” kata Cirus.MenangisMendengar kesaksian Wiliardi bahwa penahananya dikondisikan, Antasari langsung menitikkan air mata. Antasari juga langsung mengarahkan kepalanya ke atas dan meminta tisu untuk mengelap sendiri mata dan dahinya.“Allahu Akbar,” teriak Antasari sambil mengangkat tangan kanannya.Antasari meminta pernyataan Wiliardi itu sebagai fakta persidangan dan menjadi bahan pertimbangan hakim. “Keterangan tadi jelas saya dizalimi. Itu fakta sidang, perlu dicatat,” ujarnya sambil menghisap sebatang rokok di sela-sela persidangan.Ia menilai, pernyataan Wiliardi merupakan tuntutan nuraninya. Publik diminta untuk menilai fakta persidangan itu.“Saya kaget sedemikian kesaksian tadi. Itu tuntutan nurani untuk bicara yang sebenarnya. Dari awal saya sudah katakan saya tidak ingin ramai-ramai, biarkanlah mengikuti proses hukum ini dengan elegan. Ini fakta persidangan, biarkan publik yang menilai,” ujarnya

18.08 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM

Pengakuan Wiliardi WizarPetinggi Polri Rekayasa Kasus Antasari
Umum 11-11-2009
MedanBisnis – JakartaMantan Kapolres Jakarta Selatan Wiliardi Wizar membuat pengakuan mengejutkan terkait kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Narsrudin Zulkarnaen. Dengan bersumpah ia mengatakan bahwa petinggi Polri merekayasa penyidikan kasus pembunuhan itu yang berujung pada penahanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar.Pengakuan Wiliardi ini ia sampaikan dalam sidang dengan terdakwa Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Selasa (10/11). Majelis hakim dipimpin Herry Swantoro SH.Wiliardi mengaku bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) yang isinya sudah dibuat pihak kepolisian dengan jaminan dirinya tidak akan dipecat dari kepolisian. Terdakwa kasus pembunuhan Nasrudin ini juga menyebutkan sejumlah pejabat tinggi Polri yang terlibat dalam rekayasa kasus tersebut.Ia pun bercerita bahwa pada suatu hari, sekitar pukul 00.30 WIB, ia dijemput dari rumahnya oleh Brigjen (Pol) Irawan Dahlan. Di kantor polisi, para penyidik meminta dia membuat berita acara sesuai dengan kehendaknya.“Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Dijamin besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan ditahan, paling sanksi indisipliner,” kata Williardi mengulang perkataan Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (waktu itu) Irjen Adiatmoko.Karena jaminan itu, apalagi langsung dari pimpinan Polri, lanjut Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah dibuat penyidik. Namun, yang terjadi keesokan harinya dalam berita televisi, Williardi diplot polisi sebagai salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin.“Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak sejahat itu,” kata Williardi dalam pesan singkat kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan.Selanjutnya, dalam sidang itu, penasihat hukum Antasari bertanya, “Siapa pimpinan Anda?” “Pimpinan saya ya Kapolri,” kata Williardi.Setelah protes tersebut, Williardi mengaku ia langsung ditahan. Ia tidak peduli dikatakan penghianat oleh sejawatnya. “Kami memberanikan diri, kami dibilang penghianat, tidak peduli,” kata Williardi.Ia juga menceritakan awal mula dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Williardi diminta tolong oleh pengusaha media Sigid Haryo Wibisono (terdakwa) untuk mencari seorang informan untuk mengikuti orang yang diduga Nasrudin Zulkarnaen.Hal itu terkait keresahan Antasari kepada Sigit yang mengaku mendapat teror dari seseorang yang diduga Nasruddin. Polisi sebelumnya juga sudah membentuktim yang dipimpin Kombes Chaerul Anwar terkait laporan Antasari ke polisi soal masalah teror itu.Menurut Williardi, Sigid mengatakan kepadanya bahwa kalau kerja tim Chaerul lamban. “Ini ada tugas negara (untuk mengikuti orang),” ucap Williardi mengulang kata Sigid.Namun anehnya, sebagaimana juga dipertanyakan oleh majelis hakim, ternyata Williardi tidak menyelidik lebih lanjut terhadap orang yang meneror Antasari. Ia pun tidak tahu kalau amplop yang ia terima dari Sigid ternyata foto Nasrudin.Khusus soal amplop ini, Williardi menerima amplop itu tanpa ada Antasari. Dengan demikian, kesaksiannya bertentangan dengan kesaksian Sigid yang mengatakan bahwa amplop diserahkan oleh Antasari.Selain itu, Williardi pun juga tidak menanyakan soal tim Chaerul. Jadi, kapan diketahui kalau orang itu adalah Nasrudin? “Tahunya setelah kami ditangkap,” ucap Williardi.Kemudian, ia melanjutkan bahwa Williardi ternyata tetap keukeuh tidak tahu orang yang akan menjadi target sekalipun ia sudah mendapatkan informan dan mendapatkan uang Rp 500 juta dari Sigid sebagai biaya operasional.Untuk mendapatkan informan sebagaimana permintaan Sigid, Williardi minta bantuan Jerry Hermawan Lo, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini. Selanjutnya, Jerry mempertemukan Williardi dengan Edo sebagai orang yang siap menjadi informan. “Uang itu kami berikan pada Edo semuanya,” tutur Williardi.Saat Herri mempertanyakan mengenai kelogisan cerita, Williardi setengah berteriak, “Demi Allah, kalau saya bohong, saya mati bersama anak-anak saya,” tukasnya.Dalam kasus ini, Williardi Wizar, Antasari Azhar, dan Sigid Haryo Wibisono didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Mereka diancam hukuman mati.Pengakuan Wiliardi soal adanya rekayasa kasus Antasari itu dibenarkan istrinya Nova Wiliadi. Ia mengaku mengetahui adanya rekayasa petinggi Polri untuk menahan Antasari. Nova pun mendesak suaminya agar membongkar kejadian sebenarnya.“Saya sendiri tahu dan dengar juga soal rekayasa itu. Saya bilang Pak jangan. Kasih tahu saja yang sebenarnya apa yang bapak tahu. Suami saya dicuci otak,” kata Nova usai sidang Antasari.Namun Nova tidak sepenuhnya mengetahui siapa petinggi Polri yang merekayasa penahanan Antasari tersebut. “Saya nggak tahu. Saya tahu karena saya ada di situ (saat Wiliardi dibawa ke ruang Wakabareskrim). Bapak nggak minta pengacara karena polisi buru-buru,” ujarnya.Nova mengatakan, kalau suaminya memang diiming-imingi tidak dipecat agar ikut dalam rekayasa tersebut. “Pokoknya kamu nggak diapa-apain. Nggak dipecat,” tegas Nova menirukan ucapan salah seorang petinggi Polri.Atas pengakuan Wiliardi itu, Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan akan dihadirkan dalam sidang. Menurut JPU Cirus Sinaga, kesaksian Wiliardi yang menyebutkan ada rekayasa kasus Antasari tidak bisa berdiri sendiri. Ia siap membuktikan dakwaan Antasari terlibat pembunuhan Nasrudin benar adanya.“Kita akan hadirkan (Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan) untuk mengkroscek kebenaran dan kebohongan keterangan Wiliardi,” kata Cirus.MenangisMendengar kesaksian Wiliardi bahwa penahananya dikondisikan, Antasari langsung menitikkan air mata. Antasari juga langsung mengarahkan kepalanya ke atas dan meminta tisu untuk mengelap sendiri mata dan dahinya.“Allahu Akbar,” teriak Antasari sambil mengangkat tangan kanannya.Antasari meminta pernyataan Wiliardi itu sebagai fakta persidangan dan menjadi bahan pertimbangan hakim. “Keterangan tadi jelas saya dizalimi. Itu fakta sidang, perlu dicatat,” ujarnya sambil menghisap sebatang rokok di sela-sela persidangan.Ia menilai, pernyataan Wiliardi merupakan tuntutan nuraninya. Publik diminta untuk menilai fakta persidangan itu.“Saya kaget sedemikian kesaksian tadi. Itu tuntutan nurani untuk bicara yang sebenarnya. Dari awal saya sudah katakan saya tidak ingin ramai-ramai, biarkanlah mengikuti proses hukum ini dengan elegan. Ini fakta persidangan, biarkan publik yang menilai,” ujarnya

18.04 Posted by NUGROHOMASTER32@YAHOO.COM

Pengakuan Wiliardi WizarPetinggi Polri Rekayasa Kasus Antasari
Umum 11-11-2009
MedanBisnis – JakartaMantan Kapolres Jakarta Selatan Wiliardi Wizar membuat pengakuan mengejutkan terkait kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Narsrudin Zulkarnaen. Dengan bersumpah ia mengatakan bahwa petinggi Polri merekayasa penyidikan kasus pembunuhan itu yang berujung pada penahanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar.Pengakuan Wiliardi ini ia sampaikan dalam sidang dengan terdakwa Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Selasa (10/11). Majelis hakim dipimpin Herry Swantoro SH.Wiliardi mengaku bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) yang isinya sudah dibuat pihak kepolisian dengan jaminan dirinya tidak akan dipecat dari kepolisian. Terdakwa kasus pembunuhan Nasrudin ini juga menyebutkan sejumlah pejabat tinggi Polri yang terlibat dalam rekayasa kasus tersebut.Ia pun bercerita bahwa pada suatu hari, sekitar pukul 00.30 WIB, ia dijemput dari rumahnya oleh Brigjen (Pol) Irawan Dahlan. Di kantor polisi, para penyidik meminta dia membuat berita acara sesuai dengan kehendaknya.“Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Dijamin besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan ditahan, paling sanksi indisipliner,” kata Williardi mengulang perkataan Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (waktu itu) Irjen Adiatmoko.Karena jaminan itu, apalagi langsung dari pimpinan Polri, lanjut Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah dibuat penyidik. Namun, yang terjadi keesokan harinya dalam berita televisi, Williardi diplot polisi sebagai salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin.“Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak sejahat itu,” kata Williardi dalam pesan singkat kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan.Selanjutnya, dalam sidang itu, penasihat hukum Antasari bertanya, “Siapa pimpinan Anda?” “Pimpinan saya ya Kapolri,” kata Williardi.Setelah protes tersebut, Williardi mengaku ia langsung ditahan. Ia tidak peduli dikatakan penghianat oleh sejawatnya. “Kami memberanikan diri, kami dibilang penghianat, tidak peduli,” kata Williardi.Ia juga menceritakan awal mula dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Williardi diminta tolong oleh pengusaha media Sigid Haryo Wibisono (terdakwa) untuk mencari seorang informan untuk mengikuti orang yang diduga Nasrudin Zulkarnaen.Hal itu terkait keresahan Antasari kepada Sigit yang mengaku mendapat teror dari seseorang yang diduga Nasruddin. Polisi sebelumnya juga sudah membentuktim yang dipimpin Kombes Chaerul Anwar terkait laporan Antasari ke polisi soal masalah teror itu.Menurut Williardi, Sigid mengatakan kepadanya bahwa kalau kerja tim Chaerul lamban. “Ini ada tugas negara (untuk mengikuti orang),” ucap Williardi mengulang kata Sigid.Namun anehnya, sebagaimana juga dipertanyakan oleh majelis hakim, ternyata Williardi tidak menyelidik lebih lanjut terhadap orang yang meneror Antasari. Ia pun tidak tahu kalau amplop yang ia terima dari Sigid ternyata foto Nasrudin.Khusus soal amplop ini, Williardi menerima amplop itu tanpa ada Antasari. Dengan demikian, kesaksiannya bertentangan dengan kesaksian Sigid yang mengatakan bahwa amplop diserahkan oleh Antasari.Selain itu, Williardi pun juga tidak menanyakan soal tim Chaerul. Jadi, kapan diketahui kalau orang itu adalah Nasrudin? “Tahunya setelah kami ditangkap,” ucap Williardi.Kemudian, ia melanjutkan bahwa Williardi ternyata tetap keukeuh tidak tahu orang yang akan menjadi target sekalipun ia sudah mendapatkan informan dan mendapatkan uang Rp 500 juta dari Sigid sebagai biaya operasional.Untuk mendapatkan informan sebagaimana permintaan Sigid, Williardi minta bantuan Jerry Hermawan Lo, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini. Selanjutnya, Jerry mempertemukan Williardi dengan Edo sebagai orang yang siap menjadi informan. “Uang itu kami berikan pada Edo semuanya,” tutur Williardi.Saat Herri mempertanyakan mengenai kelogisan cerita, Williardi setengah berteriak, “Demi Allah, kalau saya bohong, saya mati bersama anak-anak saya,” tukasnya.Dalam kasus ini, Williardi Wizar, Antasari Azhar, dan Sigid Haryo Wibisono didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Mereka diancam hukuman mati.Pengakuan Wiliardi soal adanya rekayasa kasus Antasari itu dibenarkan istrinya Nova Wiliadi. Ia mengaku mengetahui adanya rekayasa petinggi Polri untuk menahan Antasari. Nova pun mendesak suaminya agar membongkar kejadian sebenarnya.“Saya sendiri tahu dan dengar juga soal rekayasa itu. Saya bilang Pak jangan. Kasih tahu saja yang sebenarnya apa yang bapak tahu. Suami saya dicuci otak,” kata Nova usai sidang Antasari.Namun Nova tidak sepenuhnya mengetahui siapa petinggi Polri yang merekayasa penahanan Antasari tersebut. “Saya nggak tahu. Saya tahu karena saya ada di situ (saat Wiliardi dibawa ke ruang Wakabareskrim). Bapak nggak minta pengacara karena polisi buru-buru,” ujarnya.Nova mengatakan, kalau suaminya memang diiming-imingi tidak dipecat agar ikut dalam rekayasa tersebut. “Pokoknya kamu nggak diapa-apain. Nggak dipecat,” tegas Nova menirukan ucapan salah seorang petinggi Polri.Atas pengakuan Wiliardi itu, Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan akan dihadirkan dalam sidang. Menurut JPU Cirus Sinaga, kesaksian Wiliardi yang menyebutkan ada rekayasa kasus Antasari tidak bisa berdiri sendiri. Ia siap membuktikan dakwaan Antasari terlibat pembunuhan Nasrudin benar adanya.“Kita akan hadirkan (Irjen Hadiatmoko dan Brigjen Irawan) untuk mengkroscek kebenaran dan kebohongan keterangan Wiliardi,” kata Cirus.MenangisMendengar kesaksian Wiliardi bahwa penahananya dikondisikan, Antasari langsung menitikkan air mata. Antasari juga langsung mengarahkan kepalanya ke atas dan meminta tisu untuk mengelap sendiri mata dan dahinya.“Allahu Akbar,” teriak Antasari sambil mengangkat tangan kanannya.Antasari meminta pernyataan Wiliardi itu sebagai fakta persidangan dan menjadi bahan pertimbangan hakim. “Keterangan tadi jelas saya dizalimi. Itu fakta sidang, perlu dicatat,” ujarnya sambil menghisap sebatang rokok di sela-sela persidangan.Ia menilai, pernyataan Wiliardi merupakan tuntutan nuraninya. Publik diminta untuk menilai fakta persidangan itu.“Saya kaget sedemikian kesaksian tadi. Itu tuntutan nurani untuk bicara yang sebenarnya. Dari awal saya sudah katakan saya tidak ingin ramai-ramai, biarkanlah mengikuti proses hukum ini dengan elegan. Ini fakta persidangan, biarkan publik yang menilai,” ujarnya